Pendelegasian dan Supervisi
IV.
PENDELEGASIAN DAN SUPERVISI
Manajer
dapat mengontrol staf dan waktu yang digunakan oleh staf dalam meningkatkan
produktivitas perusahaan. Pada kenyataanya, sering ditemukan terlalu banyak
pekerjaan yang harus diselesaikan oleh seseorang dengan waktu yang hanya
sedikit. Pada situasi tersebut, pendelegasian dan pembagian pekerjaan
diperlukan. Pendelegasian dapat diartikan sebagai penyelesaian suatu pekerjaan
melalui orang lain atau dapat juga diartikan sebagai pelimpahan suatu tugas
kepada seseorang atau kelompok dalam menyelesaikan tujuan organisasi (Marquis
dan Huston, 1998).
Pendelegasian/pelimpahan
asuhan keperawatan kepada pasien oleh perawat tidak mudah dilakukan karena
menyangkut pemberian suatu perintah kepada orang lain untuk menyelesaikan tugas
yang diemban. Para perawat meyakini bahwa mereka dapat memberikan pendelegasian
dengan baik kepada staf dalam asuhan keperawatan, tetapi sering tidak
dilaksanakan dengan baik. Hal ini menyebabkan kurangnya rasa percaya kepada
orang yang menerima pendelegasian (delegasi).
Ketidakefektifan dalamPendelegasian
Pendelegasian
dalam praktik keperawatan profesional sering ditemukan mengalami masalah, di
mana proses pendelegasian tidak dilaksanakan secara efektif. Ketidakefektifan
atau kesalahan yang sering ditemukan dapat dibedakan menjadi tiga hal, yaitu
under-delegation, over-delegation, dan improper-delegation.
Pendelegasian yang Terlalu Sedikit
(Under-delegation)
Manajer
keperawatan sering berasumsi bahwa jika mereka melakukannya sendiri, maka akan
menjadi lebih baik dan lebih cepat daripada didelagasikan ke orang lain.
Misalnya, manajer sering berpikir “Saya bisa mengerjakan ini lebih baik, bila
staf yang mengerjakan akan memerlukan waktu yang lama”. Keadaan ini berdampak
terhadap proses pendelegasian wewenang, di mana orang yang menerima tugas hanya
diberikan wewenang yang sangat terbatas dan sering terjadi ketidakjelasan
wewenang yang harus dilakukan, sehingga tugas tersebut tidak dapat diselesaikan
dengan baik.
Masalah
lain adalah kekhawatiran seseorang bahwa mereka tidak mampu melakukan seperti
apa yang dilakukan staf/orang yang didelegasikan, karena tanggung jawab yang
diberikan hanya sedikit dan sering merasa bosan, malas, dan tidak efektif.
Pendelegasian yang tepat akan dapat meningkatkan kepuasan kerja dan
meningkatkan hubungan yang kondusif antara manajer dan staf.
Pendelegasian yang Berlebihan (Over-delegation)
Pendelegasian
yang berlebihan kepada staf, akan berdampak terhadap penggunaan waktu yang
sia-sia. Hal ini disebabkan keterbatasan manajer untuk memonitor dan
menghabiskan waktu dalam tugas organisasi. Staf akan merasa terbebani dan
sering ditemukan penyalahgunaan wewenang yang diberikan. Misalnya staf sering
bertanya, “Saya tidak tahu apa yang manajer harapkan” atau “Saya lebih senang
bantuan supervisi dari manajer terus-menerus”.
Pendelegasian yang Tidak Tepat (Improper-delegation)
Pendelegasian
menjadi tidak efektif bila diberikan kepada orang yang tidak tepat karena
alasan faktor suka/tidak suka. Pendelegasian tersebut tidak akan memperoleh
hasil yang baik karena adanya kecenderungan manajer menilai pekerjaan staf
berdasarkan unsur subjektivitas
Konsep Pendelegasian
Pendelegasian
yang baik bergantung pada keseimbangan antara tiga komponen utama, yaitu
tanggung jawab, kemampuan, dan wewenang. Tanggung jawab (responsibility) adalah
suatu rasa tanggung jawab terhadap penerimaan suatu tugas. Kemampuan
(accountability) adalah kemampuan seseorang dalam melaksanakan tugas yang
didelegasikan. Wewenang (authority) adalah pemberian hak dan kekuasaan kepada delegasi
untuk mengambil suatu keputusan terhadap tugas yang dilimpahkan.
Konsep Dasar Pendelegasian yang
Efektif
Lima
konsep yang mendasari efektivitas dalam pendelegasian. Lima konsep tersebut
akan dijelaskan sebagai berikut.
1.
Pendelegasian bukan suatu sistem untuk mengurangi tanggung jawab. Tetapi suatu
cara untuk membuat tanggung jawab menjadi bermakna. Manajer keperawatan sering
mendelegasikan tanggung jawabnya kepada staf dalam melaksanakan asuhan terhadap
pasien. Misalnya, dalam penerapan model asuhan keperawatan profesional primer,
seorang perawat primer (PP) melimpahkan tanggung jawabnya dalam memberikan
asuhan keperawatan kepada perawat pendamping/associate (PA). Perawat primer
memberikan tanggung jawab yang penuh dalam merawat pasien yang didelegasikan.
2.
Tanggung jawab dan otoritas harus didelegasikan secara seimbang. Perawat primer
menyusun tujuan tindakan keperawatan. Tanggung jawab untuk melaksanakan
tujuan/rencana didelegasikan kepada staf yang sesuai atau menguasai kasus yang
dilimpahkan. Kemudian PP memberikan wewenang kepada PA untuk mengambil semua
keputusan menyangkut keadaan pasien dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan. Proses tersebut harus meliputi:
•
pengkajian kebutuhan pasien;
•
identifikasi tugas yang dapat dilaksanakan dengan bantuan orang lain;
•
mendidik dan memberikan pelatihan supaya tugas dapat dilaksanakan dengan aman
dan kompeten;
•
proses menentukan kompetensi dalam membantu seseorang;
•
ketersediaan supervisi yang cukup oleh PP;
•
proses evaluasi yang terus-menerus dalam membantu seseorang;
•
proses komunikasi tentang keadaan pasien antara PP dan PA.
3.
Proses pelimpahan membuat seseorang melaksanakan tanggung jawabnya,
mengembangkan wewenang yang dilimpahkan, dan mengembangkan kemampuan dalam
mencapai tujuan organisasi. Keberhasilan pelimpahan ditentukan oleh:
a.
intervensi keperawatan yang diperlukan;
b.
siapa yang siap dan sesuai dalam melaksanakan tugas tersebut;
c.
bantuan apa yang diperlukan;
d.
hasil apa yang diharapkan.
4.
Konsep tentang dukungan perlu diberikan kepada semua anggota. Dukungan yang
penting adalah menciptakan suasana yang asertif. Setelah PA melaksanakan tugas
yang dilimpahkan, maka PP harus menunjukkan rasa percaya kepada PA untuk
melaksanakan asuhan keperawatan secara mandiri. Jika masalah timbul, maka PP
harus selalu menanyakan “Apa yang bisa kita lakukan?” Empowering meliputi
pemberian wewenang seseorang untuk melaksanakan tugas secara kritis otonomi,
menciptakan kemudahan dalam melaksanakan tugas, serta membangun rasa
kebersamaan dan hubungan yang serasi.
5.
Seorang delegasi harus terlibat aktif. Ia harus dapat menganalisis otonomi yang
dilimpahkan untuk dapat terlibat aktif. Keterbukaan akan mempermudah komunikasi
antara PP dan PA.
Pedoman Pelimpahan Wewenang yang
Efektif
Proses
pendelegasian harus didahului dengan informasi yang jelas. Pendelegasian yang
jelas harus mengandung informasi mengenai tujuan spesifik, target waktu, dan
pelaksanaan tindakan keperawatan.
1.
Tujuan spesifik.
Tujuan
yang spesifik dan jelas baik secara fisik maupun psikis harus jelas sebagai
parameter kepada siapa pendelegasian itu diberikan.
2.
Target waktu.
Seorang
PP atau Ners harus memberikan target waktu dalam memberikan pendelegasian
kepada PA. Pada perencanaan keperawatan kepada pasien, PP harus menuliskan
target waktu yang jelas sebagai indikator keberhasilan asuhan keperawatan.
3.
Pelaksanaan tindakan keperawatan.
PP
harus mengidentifikasi dan memberikan petunjuk intervensi keperawatan yang
sesuai terhadap kebutuhan pasien. Tahap pengkajian dan pengambilan keputusan
harus didiskusikan sebelum tindakan dilaksanakan.
Prinsip Utama Pendelegasian
Supervisi
dalam praktik keperawatan profesional adalah suatu proses pemberian berbagai
sumber yang dibutuhkan perawat untuk menyelesaikan tugas-tugas dalam mencapai
tujuan organisasi. Supervisi dapat dibedakan menjadi dua kategori, yaitu tugas
teknis dan manajerial. Hampir semua tugas teknis dapat didelegasikan oleh
supervisor kepada stafnya. Sementara, tidak semua tugas manajerial dapat
didelegasikan karena memerlukan supervisi dan pemberian wewenang. Misalnya,
staf dapat menyusun suatu perencanaan, anggaran pembelian, dan kegiatan yang
lainnya tetapi tugas untuk membuat persetujuan, rekomendasi, pelaksanaan masih
merupakan hak dan wewenang seorang supervisor.
Cara
Pendelegasian
1.
Seleksi dan susun tugas.
Sediakan
waktu yang cukup untuk menyusun daftar tugas-tugas yang harus dilimpahkan
secara rasional dan dapat dilaksanakan oleh staf. Tahap berikutnya yang harus
dikerjakan secara otomatis adalah menyiapkan laporan yang kontinu menjawab
setiap pertanyaan, menyiapkan jadwal berurutan, memesan alat-alat, presentasi
pada komisi yang bertanggung jawab, dan melaksanakan asuhan keperawatan dan
tugas teknis lainnya. Menyusun suatu daftar secara berurutan dengan dua
kriteria, yakni waktu yang diperlukan dan pentingnya bagi institusi. Hal yang
terpenting dalam mendelegasikan tugas adalah menentukan suatu tugas
pendelegasian dan wewenang secara bertahap. Hal ini akan menghindari terjadinya
suatu penyalahgunaan wewenang.
2.
Seleksi orang yang tepat.
Pilih
orang yang sesuai untuk melaksanakan tugas tersebut berdasarkan kemampuan dan
persyaratan lainnya. Tepat tidaknya Anda memilih staf bergantung dari kemampuan
manajer mengenal kinerja staf, kelebihan, kelemahan, dan perilakunya.
Hati-hati
terhadap pendelegasian yang berlebihan atau yang terlalu sedikit. Jika Anda
memberikan pendelegasian terlalu berlebih, maka staf tidak akan siap untuk
menerima keadaan tersebut dan akan berdampak terhadap kegagalan staf dalam
melaksanakan tanggung jawab untuk tugas yang pertama kali diterimanya.
Sebaliknya, pendelegasian yang terlalu sedikit akan menjadi hal yang sangat
buruk efeknya terhadap staf maupun institusi. Pendelegasian jenis ini akan
menghabiskan waktu dan sering berakibat terhadap beban bagi staf.
3.
Berikan arahan dan motivasi kepada staf.
Salah
satu kesalahan dalam pendelegasian adalah ketiadaan arahan yang jelas. Lebih
baik pendelegasian dilakukan secara tertulis, dan ajarkan pula bagaimana melaksanakan
tugas tersebut. Jika Anda sudah siap untuk memberikan pendelegasian, maka Anda
harus mampu menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut?
a.
Apakah saya sudah menjelaskan alasan pendelegasian dan mengapa tugas ini
penting dilakukan?
b.
Apakah semua tugas sudah jelas dalam ingatan kita? Haruskah saya menuliskan
secara rinci?
c.
Jika jawabannya ya, dapatkah saya memberikan instruksi dan prosedur secara
rinci terhadap tingkatan pemahaman staf?
d.
Apakah tugas yang dilimpahkan dapat memberikan staf kesempatan untuk berkembang
dan memotivasi staf secara tepat?
e.
Apakah staf Anda sudah mendapatkan latihan, pengalaman, dan keterampilan yang
diperlukan dalam melaksanakan tugas tersebut?
Hal
penting dalam pendelegasian adalah kesepakatan antara manajer keperawatan dan
staf mengenai hasil yang diharapkan.
4.
Lakukan supervisi yang tepat.
Anda
harus bisa menentukan apa yang perlu disupervisi, kapan dilakukan, dan bantuan
apa yang dapat diberikan. Supervisi merupakan hal yang penting dan
pelaksanaannya bergantung pada bagaimana staf melihatnya.
a.
Overcontrol. Kontrol yang berlebihan akan merusak pendelegasian yang diberikan.
Staf tidak akan dapat memikul tanggung jawabnya dengan baik dan Anda hanya akan
terfokus terhadap hal-hal yang tidak didelegasikan.
b.
Undercontrol. Kontrol yang kurang juga akan berdampak buruk terhadap
pendelegasian, di mana staf menjadi tidak produktif dalam melaksanakan tugas
dan berdampak secara signifikan terhadap hasil yang diharapkan. Hal ini juga
menyebabkan pemborosan waktu dan anggaran yang sebenarnya dapat dihindari.
Berikan kesempatan waktu yang cukup kepada staf untuk berpikir dan melaksanakan
tugas tersebut. Namun, berikan pula penekanan terhadap deadline, agar staf Anda
akan mematuhi pola tersebut.
Tempat dan Waktu Pendelegasian
Di
bawah ini merupakan tempat dan waktu pendelegasian dapat dilaksanakan:
1.
Tugas rutin.
Tugas
rutin seperti wawancara lamaran pekerjaan, tanggung jawab terhadap
masalah-masalah yang kecil, dan menyeleksi surat merupakan tugas biasa dan
dapat didelegasikan kepada staf.
2.
Tugas yang tidak mencukupi waktunya.
Pendelegasian
dapat dilaksanakan pada tugas-tugas tertentu karena manajer tidak mempunyai
cukup waktu untuk mengerjakannya. Tugas-tugas tersebut akan dilaksanakan oleh
manajer jika mempunyai waktu untuk menyelesaikannya.
3.
Penyelesaian masalah.
Pendelegasian
diberikan dengan tujuan memberikan pengalaman/tantangan kepada staf untuk
menyelesaikannya. Staf akan termotivasi apabila mereka menerimanya sebagai
suatu tantangan. Oleh karena itu, perlu perhatian dan bimbingan khusus dalam
membantu staf untuk menyelesaikan tugas yang dilimpahkan kepadanya.
4.
Peningkatan kemampuan.
Pendelegasian
ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan staf dan tim. Dengan pengelolaan
yang sesuai, pendelegasian akan menjadikan suatu latihan bagi staf untuk
belajar.
5.
Kapan pendelegasian tidak diperlukan.
Tidak
semua jenis tugas dapat didelegasikan. Seorang manajer harus berhati-hati dalam
mendelegasikan jenis tugas tertentu, yaitu:
a.
tugas yang terlalu teknis, misalnya jadwal staf dan anggaran yang merupakan
tugas rutin manajer, tetapi terlalu teknis dan perlu keterampilan khusus untuk
dilaksanakan staf;
b.
tugas yang berhubungan dengan kepercayaan dan kerahasiaan, misalnya kerahasiaan
suatu informasi dari institusi berhubungan dengan terjadinya perselingkuhan
staf.
Pendelegasian
dapat mengakibatkan masalah jika tugas yang didelegasikan tidak dilaksanakan
sesuai harapan. Untuk menghindari kesalahan tersebut, maka manajer mempunyai
tangung jawab sebagai berikut.
a.
Disiplin dalam pemberian wewenang;
b.
Bertanggung jawab terhadap pembinaan moral staf;
c.
Perlunya suatu kontrol; dan
d.
Hindari kesalahan dalam penyampaian pendelegasian.
Kegagalan Manajer dalam
Pendelegasian dan Mengapa Staf Menjadi Resistan
Tabel Sebab
Kegagalan Manajer dan Karakteristik Staf (Rowland dan Rowland, 1997)
Mengapa Manajer Gagal
|
Mengapa Staf Resistan
|
1. Mereka pekerja keras atau perfeksionis.
2.Mereka tidak aman karena:
- mereka takut bahwa delegasi akan gagal
- mereka takut bahwa
delegasi akan dikerjakan
lebih baik daripada dikerjakan sendiri;
- mereka takut akan terjadi penumpukan pekerjaan;
3.Mereka tidak senang terhadap pendelegasiannya.
4.Mereka tidak berpikir bahwa stafnya siap atau mengharapkan
tugas tersebut.
5.Mereka mempunyai pengalaman yang tidak menyenangkan terhadap
pendelegasian.
6.Mereka tidak mengetahui bagaimana
|
1.Mereka berpikir tidak mempunyai kemampuan untuk mengerjakan.
2.Upaya pertama telah gagal.
3.Aktivitasnya mungkin tidak disetujui manajer.
4. Mereka berpikir tidak mempunyai cukup waktu.
5.Mereka tidak senang terhadap yang didelegasikan, tidak adanya
penghargaan.
6.Mereka tidak mempunyai otonomi untuk melaksanakan.
7.Mereka kurang percaya diri/pesimis bahwa supervisor akan mendukungnya.
8.Mereka berpikir bahwa akan dimanipulasi atau dikerjai oleh
atasannya.
|
Kegiatan
yang Tidak Boleh Didelegasikan
1.
Aktivitas yang memerlukan pengkajian dan keputusan selama pelaksanaan.
2.
Pengkajian fisik, psikologis, sosial yang memerlukan keputusan, rujukan, dan
intervensi atau tindak lanjut.
3.
Penyusunan dan evaluasi recana keperawatan.
Keberhasilan Pendelegasian
Keberhasilan
pendelegasian akan ditentukan oleh faktor-faktor berikut.
1.
Komunikasi yang jelas dan lengkap.
Kejelasan
komunikasi ditentukan oleh kelengkapan informasi yang disampaikan, akurasi
terhadap pesan, dan penggunaan istilah/kata-kata yang mudah dipahami oleh
penerima pesan.
2.
Ketersediaan sumber dan sarana.
Jika
PP atau Ners menghendaki perkembangan pasien dari PA, maka PP harus berada di
tempat. Jika PP untuk jangka waktu yang lama tidak berada di tempat, maka
laporan harus dilimpahkan kepada staf lainnya. Hal ini untuk menjaga agar
pelaksanaan pekerjaan tetap berjalan dengan baik.
3.
Monitoring.
PP
harus memberikan kebebasan kepada PA untuk berpikir dan menganalisis tugas yang
diberikan. Jika terdapat permasalahan dalam memberikan asuhan keperawatan
kepada pasien yang menjadi tanggung jawabnya, maka PP harus mampu berperan
sebagai konsultan dan membantu memberikan solusinya
4.
Pelaporan kemajuan tugas limpah.
Sebagai perawat yang bertanggung jawab terhadap asuhan keperawatan dalam praktik keperawatan profesional kepada pasien, maka PP harus selalu meminta laporan dari PA tentang kemajuan pasien. Laporan PA diharapkan bisa disampaikan secara reguler dan sesuai dengan waktu yang ditentukan, kemudian PP harus melakukan tindak lanjut atau memberikan masukan tentang laporan yang telah disampaikan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar