RONDE KEPERAWATAN
IX. RONDE KEPERAWATAN
Pengertian
Ronde
keperawatan adalah kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi masalah keperawatan
pasien yang dilaksanakan oleh perawat di samping melibatkan pasien untuk
membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan. Pada kasus tertentu harus
dilakukan oleh perawat primer dan/atau konselor, kepala ruangan, dan perawat
associate yang perlu juga melibatkan seluruh anggota tim kesehatan (Nursalam,
2002).
Karakteristik
antara lain sebagai berikut.
1.
Pasien dilibatkan secara langsung.
2.
Pasien merupakan fokus kegiatan.
3.
PA, PP, dan konselor melakukan diskusi bersama.
4.
Konselor memfasilitasi kreativitas.
5.
Konselor membantu mengembangkan kemampuan PA, PP dalam meningkatkan kemampuan
mengatasi masalah.
Tujuan
Tujuan Umum
Menyelesaikan
masalah pasien melalui pendekatan berpikir kritis dan diskusi.
Tujuan Khusus
1.
Menumbuhkan cara berpikir kritis dan sistematis.
2.
Meningkatkan kemampuan validasi data pasien.
3.
Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan.
4.
Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berorientasi pada
masalah pasien.
5.
Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan keperawatan.
6.
Meningkatkan kemampuan justifikasi.
7.
Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja.
Manfaat
1.
Masalah pasien dapat teratasi.
2.
Kebutuhan pasien dapat terpenuhi.
3.
Terciptanya komunitas keperawatan yang profesional.
4.
Terjalinnya kerja sama antartim kesehatan.
5.
Perawat dapat melaksanakan model asuhan keperawatan dengan tepat dan benar.
Kriteria Pasien
Pasien
yang dipilih untuk dilakukan ronde keperawatan adalah pasien yang memiliki
kriteria sbb:
1.
Mempunyai masalah keperawatan yang belum teratasi meskipun sudah dilakukan
tindakan keperawatan.
2.
Pasien dengan kasus baru atau langka.
Metode
Diskusi
Alat Bantu
1.
Sarana diskusi: buku, pulpen.
2.
Status/dokumentasi keperawatan pasien.
3.
Materi yang disampaikan secara lisan.
Langkah-Langkah Kegiatan Ronde
Keperawatan
Langkah-langkah
dalam ronde keperawatan adalah sebagai berikut.
Keterangan
1.
Praronde
a.
Menentukan kasus dan topik (masalah yang tidak teratasi dan masalah yang
langka).
b.
Menentukan tim ronde.
c.
Mencari sumber atau literatur.
d.
Membuat proposal.
e.
Mempersiapkan pasien: imformed consent dan pengkajian.
f.
Diskusi: Apa diagnosis keperawatan? Apa data yg mendukung? Bagaimana intervensi
yang sudah dilakukan? Apa hambatan yang ditemukan selama perawatan?
2.
Pelaksanaan Ronde
a.
Penjelasan tentang pasien oleh perawat primer yang difokuskan pada masalah
keperawatan dan rencana tindakan yang akan dilaksanakan dan atau telah
dilaksanakan serta memilih prioritas yang perlu didiskusikan.
b.
Diskusi antaranggota tim tentang kasus tersebut.
c.
Pemberian justifikasi oleh perawat primer atau konselor atau kepala ruangan
tentang masalah pasien serta rencana tindakan yang akan dilakukan.
3.
Pascaronde
a.
Evaluasi, revisi, dan perbaikan.
b.
Kesimpulan dan rekomendasi penegakkan diagnosis; intervensi keperawatan
selanjutnya.
Peran Masing-Masing Anggota Tim
Peran Perawat Primer dan Perawat Associate
1.
Menjelaskan data pasien yang mendukung masalah pasien.
2.
Menjelaskan diagnosis keperawatan.
3.
Menjelaskan intervensi yang dilakukan.
4.
Menjelasakan hasil yang didapat.
5.
Menjelaskan rasional (alasan ilmiah) tindakan yang diambil.
6.
Menggali masalah-masalah pasien yang belum terkaji.
Peran Perawat Konselor dan Tenaga
Kesehatan Lainnya
1.
Memberikan justifikasi.
2.
Memberikan reinforcement.
3.
Memvalidasi kebenaran dari masalah dan intervensi keperawatan serta rasional
tindakan.
4.
Mengarahkan dan koreksi.
5.
Mengintegrasikan konsep dan teori yang telah di pelajari.
Kriteria Evaluasi
Struktur
1.
Persyaratan administratif (informed
consent, alat, dan lainnya).
2.
Tim ronde keperawatan hadir di tempat pelaksanaan ronde keperawatan.
3.
Persiapan dilakukan sebelumnya.
Proses
1.
Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.
2.
Seluruh peserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran yang telah
ditentukan.
Hasil
1.
Pasien merasa puas dengan hasil pelayanan.
2.
Masalah pasien dapat teratasi.
3.
Perawat dapat:
a.
Menumbuhkan cara berpikir yang kritis.
b.
Meningkatkan cara berpikir yang sistematis.
c.
Meningkatkan kemampuan validitas data pasien.
d.
Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan.
e.
Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berorientasi pada
masalah pasien.
f.
Meningkatkan kemampuan memodifikasi rencana asuhan keperawatan.
g.
Meningkatkan kemampuan justifikasi.
h. Meningkatkan kemampuan menilai hasil kerja
Tidak ada komentar:
Posting Komentar